Selasa, 04 April 2017

POLIMER ELASTOMER

Elastomer adalah polimer mampu deformasi elastis besar ketika mengalami tekanan yang relatif rendah. Beberapa elastomer dapat menahan perpanjangan dari 500% atau lebih dan masih kembali ke bentuk aslinya. Istilah yang lebih populer untuk elastomer adalah, tentu saja, karet, baik karet alam maupun karet sintetik.

Karet alam (NR) terutama terdiri dari polyisoprene, tinggi-berat molekul polimer dari isoprena (C5H8). Hal ini berasal dari lateks, sebuah zat susu yang dihasilkan oleh pohon karet (Hevea brasiliensis). Lateks adalah emulsi air dari polyisoprene, ditambah berbagai bahan-bahan lain. Karet diekstrak dari lateks dengan berbagai metode (misalnya, pembekuan, pengeringan, penyemprotan) yang menghilangkan kandungan air.

Polyisoprene (C5H8) n
Simbol                          : NR
Modulus elastisitas        : 2500 Ib/in2 (18 MPa)
Kekuatan tarik               : 3500 Ib/in2 (25 MPa)
Pemanjangan                : 700% pada kegagalan
Spesifik gravitasi           : 0,93
Batas suhu tinggi           : 1800 ˚F (800 ˚C)
Batas suhu rendah          : -600 ˚F (-500 ˚C)
Perkiraan pangsa pasar : 22% pada elonagtion 300%

Pasar tunggal terbesar karet alam adalah ban otomotif. Dalam ban, karbon hitam adalah aditif yang penting, yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tarik dan ketahanan terhadap abrasi. Produk lain yang terbuat dari karet termasuk sol sepatu, bushings, dan komponen penyerap goncangan. Dalam setiap kasus, karet diperparah untuk mencapai sifat-sifat khusus yang diperlukan dalam aplikasi. Selain karbon hitam, bahan tambahan lain yang  digunakan dalam karet dan beberapa elastomer sintetis yakni tanah liat, kaolin, silika, bedak, dan kalsium karbonat.

Karet sistesis yang paling sering digunakan adalah styrene-butadiene rubber (SBR), sebuah kopolimer dari butadiena (C4H6) dan stirena (C8H8). Seperti kebanyakan polimer lain, bahan baku utama untuk karet sintetis adalah minyak bumi. Selain SBR, jenis karet sintesis diantaranya polybutadiene rubber (BR), Polyisobutylene (PIB), Polychloroprene rubber (CR), polyisoprene rubber (IR), polyurethane rubber (PUR), dll.

Styrene-Butadiene Rubber (SBR)
Modulus elastisitas        : 2500 psi (pada 300% elongasi)
Kekuatan tarik               : 3000 psi (diperkuat)
Pemanjangan                : 700% pada kegagalan
Spesifik gravitasi           : 0,94
Batas suhu tinggi           : 2300 ˚F (1100 ˚C)
Batas suhu rendah         : -600 ˚F (-500 ˚C)
Perkiraan pangsa pasar : ± 40%



Polybutadiene Rubber (BR)
Kekuatan tarik              : 2000 Ib/in2 (15 MPa)
Pemanjangan               : 500% pada kegagalan
Spesifik gravitasi          : 0,93
Batas suhu tinggi         : 2100 ˚F (1000 ˚C)
Batas suhu rendah       : -600 ˚F (-500 ˚C)
Perkiraan pangsa pasar : ± 12%
 

Polyisobutylene (PIB)
Modulus elastisitas       : 1000 Ib/in2 (7 MPa)
Kekuatan tarik              : 3000 Ib/in2 (20 MPa)
Pemanjangan               : 700%
Spesifik gravitasi          : 0,92
Batas suhu tinggi         : 2200 ˚F (1100 ˚C)
Batas suhu rendah       : -600 ˚F (-500 ˚C)
Perkiraan pangsa pasar : ± 3% pada 300% elongasi.


Polychloroprene Rubber (CR)

Modulus elastisitas       : 1000 Ib/in2 (7 MPa)
Kekuatan tarik              : 3500 Ib/in2 (25 MPa)
Pemanjangan               : 500% pada kegagalan
Spesifik gravitasi           : 1.23
Batas suhu tinggi          : 2500 ˚F (1200 ˚C)
Batas suhu rendah        : -100 ˚F (-200 ˚C)
Perkiraan pangsa pasar : 2% pada elongasi 300%


Polyisoprene Rubber (IR)
Modulus elastisitas       : 2500 psi
Kekuatan tarik              : 3500 psi
Pemanjangan               : 500% pada kegagalan
Spesifik gravitasi          : 0,93
Batas suhu tinggi         : 1800 ˚F (800 ˚C)
Batas suhu rendah       : -600 ˚F (-500 ˚C)
Perkiraan pangsa pasar : 2%


Polyurethane rubber (PUR)
Modulus elastisitas       : 1200 Ib/in2 (10 MPa)
Kekuatan tarik              : 8000 Ib/in2 (60 MPa) 
Pemanjangan               : 700%
Spesifik gravitasi           : 1.25 
Batas suhu tinggi           : 1200 ˚F (1000 ˚C) 
Batas suhu rendah         : -600 ˚F (-500 ˚C)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar